Pengertian Pragmatik dalam Komunikasi
Pragmatik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna dalam konteks komunikasi, termasuk bagaimana pesan disampaikan dan dipahami dalam situasi sosial tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, pragmatik memainkan peran penting dalam interaksi manusia. Misalnya, ketika seseorang mengucapkan “bisakah kamu menyalakan lampu?”, meskipun secara literal merupakan permintaan, konteks sosial dan situasi yang ada membuatnya lebih dari sekadar pernyataan. Dalam hal ini, ada harapan bahwa si pendengar akan mengerti maksud yang lebih dalam dari permintaan tersebut.
Peran Konteks dalam Memahami Pesan
Konteks adalah faktor utama dalam pragmatik. Pesan yang sama bisa memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks di mana ia disampaikan. Misalnya, jika seseorang mengatakan “cuaca hari ini sangat panas,” di lingkungan yang nyaman, pernyataan tersebut mungkin hanya dianggap sebagai pengamatan. Namun, di dalam ruangan yang tanpa pendingin udara, itu bisa terasa lebih seperti keluhan atau permohonan untuk mencari suasana yang lebih nyaman. Konteks sosial, emosional, dan budaya sangat mempengaruhi bagaimana kita memahami dan merespons pesan.
Implikatur dan Cara Menyampaikan Pesan
Implikatur adalah konsep penting dalam pragmatik yang merujuk pada makna tersirat yang tidak diucapkan secara eksplisit. Contoh yang umum terjadi adalah ketika seseorang mengatakan, “Saya sudah makan,” setelah ditawari makanan. Meskipun secara langsung tidak menolak tawaran, kalimat tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak ingin makan. Dalam komunikasi sehari-hari, kita sering menggunakan implikatur untuk menghindari konflik atau untuk menjaga kesopanan. Hal ini membantu kita berkomunikasi secara lebih halus dan menghindari pernyataan yang bisa dianggap menyakiti orang lain.
Presuposisi dalam Interaksi
Presuposisi adalah informasi dasar yang diasumsikan benar sebelum percakapan dimulai. Dalam percakapan, kita sering mengandalkan presuposisi untuk memahami makna di balik kata-kata yang diucapkan. Contohnya, jika seseorang berkata, “Ketika kamu pergi ke toko, ambilkan sedikit susu,” presuposisinya adalah bahwa orang tersebut tahu bahwa si pendengar akan pergi ke toko. Ketidakpahaman terhadap presuposisisi ini dapat menyebabkan kebingungan dalam komunikasi. Dalam banyak kasus, presuposisi juga membantu membangun hubungan sosial yang lebih baik, karena menunjukkan bahwa kita saling memahami dan memperhatikan satu sama lain.
Kesopanan dalam Berkomunikasi
Kesopanan adalah elemen penting dalam pragmatik yang mempengaruhi cara kita berinteraksi. Dalam budaya yang berbeda, norma kesopanan dapat bervariasi. Di Indonesia, misalnya, menggunakan bahasa yang sopan adalah hal yang sangat dihargai. Ungkapan seperti “boleh saya minta tolong?” jauh lebih umum dibandingkan “tolong lakukan ini.” Kesopanan dalam berkomunikasi mencerminkan rasa hormat dan meningkatkan hubungan interpersonal. Ketika orang merasa dihargai, mereka lebih mungkin untuk merespons dengan positif.
Pragmatik dalam Komunikasi Digital
Dengan kemajuan teknologi, komunikasi juga beralih ke platform digital, dan pragmatik tetap berperan dalam hal ini. Misalnya, dalam pesan singkat atau media sosial, penggunaan emoji atau singkatan seringkali menambah nuansa tertentu yang diperlukan untuk memahami makna pesan. Seseorang mungkin menulis “senang sekali ketemu kamu! 😊,” di mana emoji tersebut menambahkan emosi yang mungkin hilang dalam teks biasa. Di sini, pemahaman pragmatik sangat penting untuk menyampaikan nuansa dan emosi yang benar dalam interaksi virtual.
Pragmatik dalam Bahasa Sehari-hari
Penggunaan pragmatik dalam bahasa sehari-hari menunjukan kemampuan kita untuk beradaptasi dalam situasi sosial. Meskipun kita memiliki kosa kata dan aturan tatabahasa yang sama, cara kita menggunakan bahasa dalam percakapan tergantung pada hubungan kita dengan lawan bicara, suasana hati, dan konteks. Dalam situasi formal, kita cenderung menggunakan bahasa yang lebih baku dan sopan, sedangkan dalam situasi informal, kita mungkin menggunakan bahasa yang lebih santai atau bahkan slang.
Penggunaan pragmatik juga tercermin dalam cara kita memberikan umpan balik. Misalnya, ketika seseorang membagikan berita baik, kita tidak hanya berkata “oke,” tetapi seringkali menambahkan ungkapan seperti “wah, itu luar biasa!” atau “selamat!” Yang menunjukkan empati dan dukungan. Pesan kita lebih dari sekadar kata-kata, tetapi juga mencerminkan perasaan dan sikap kita terhadap situasi tersebut.
Dengan demikian, pragmatik dalam komunikasi sehari-hari memperkaya interaksi kita, membuatnya lebih bermakna dan efektif dalam menyampaikan maksud kita kepada orang lain. Keterampilan ini tidak hanya penting dalam konteks personal, tetapi juga dalam lingkup profesional, di mana komunikasi yang efektif menjadi kunci keberhasilan.
